Rabu, 14 Mei 2008

APA YANG BISA DILAKUKAN OLEH PUISI?

APA YANG BISA DILAKUKAN OLEH PUISI?
By: EVE MERRIAM



“Puisi adalah buku musik yang mudah dibawa sendiri, seperti sebuah radio transistor yang dapat anda bawa kemana saja”

TIDAK ADA SAJAK UNTUK PERAK, tapi puisi dapat melakukan semua hal yang anda inginkan. Ia bisa serius atau bergembira dan bersemangat, bahagia dan sedih—sebagaimana anda mengubah suasana hati anda sendiri. Faktanya, puisi sangat banyak yang memahami diri anda, dan hal tersebut sangat alami, karena didalam tuduh anda ada sajak: dalam nadi, detak jantung, saat anda bernafas, tertawa, atau menangis: dan ketika anda berbicara. Ketika anda berlari atau menghentakkan kakimu—bahkan ketika anda duduk dan menari dengan penuh perasaan—ada irama dalam sebuah puisi. Setiap hari, banyak sajak-sajak disekitar kita, di dalam hidup kita, kemana saja kita pergi, tanpa sadar puisi menjelma dan membawa sajak musik yang terpendam di dalam diri anda. Ada irama yang luar biasa pada saat terjadi perubahan musim. Perjalanan sehari-hari anda saat cerah (siang hari) dan kegelapan (malam hari). Irama motor hasil rekayasa manusia. Pasang surut; putaran pertumbuhan benih; pengalaman manusia akan kehidupan, kematian, dan bangkitnya generasi baru.
Hal ini dibangun dalam sajak atau meter, ia disebut demikian karena ia dapat terukur dengan baik, bahwa puisi berbeda dengan prosa. Puisi adalah buku musik yang mudah dibawa sendiri, seperti sebuah radio transistor yang dapat anda bawa kemana saja. Tinggal hidupkan, cari gelombang dan dengar suara musiknya: dan puisi akan menyuguhkan anda nada-nada yang tinggi, rendah, cepat dan juga lambat.
Bagaimana puisi menciptsksn semua dampak ini? Irama atau meter sangat sering melewati setipa akhir sajak. Sajak bak sebuah genta yang berdering pada waktunya—seperti halnya bel mesin ketik kecil yang berdenting pada setiap akhir baris. Dia bisa serius, seperti halnya deru nafas yang mendekati kematian, dia juga bisa bahagia bak mata air, sayap, dan menyanyi; dia juga bisa lucu. Thomas Bailey Aldrich, dalam Story of a Bad Boy, menyatakan bahwa sajak puisi kesukaannya adalah Root beer/Sold here. Salah satu rime yang paling pendek di dunia, adalah ketika anda menyaksikan rambu-rambu lalu lintas di simpang jalan: jalan/perlahan. Tidak semua puisi memiliki sajak; sajak yang kosong dan bebas tidak punya. Tapi sajak di akhir baris seperti tali yang mengikat suatau kemasan / paket. Ia menjaga segala sesuatu dengan rapi an pada saat yang bersamaan memberikan ruang udara yang memadai.
Hal lain yang menarik adalah puisi bisa mengungkapkan dirinya, yang dalam istilah musik hal tersebut dilakukan melalui aliterasi. Ketika konsonan atau vokal yang sama tidak nampak, itulah alliterasi. Dia bisa kecil, panjang, dan bagus; manis, rapi, jorok; tegas, berani. Atau dapat juga terlihat ditengah-tengah kata, atau mendekati akhir kata; dan kadang-kadang harus memperhatikan dengan seksama baru bisa menemukannya, dan hal tersebut jauh dari kebiasaan bak kebun jeruk. Tapi ingat bahwa ada pengaruh dari musik. Ketika anda membaca puisi, ada bisa menemukan sesuatu yang berharga dan hurup aliterasi sepanjang baris.
Hal ketiga adalah puisi dapat dibangun dalam musik membuat dia terdengar melalui pengulangan kata-kata, atau semua prase. Mereka menggunakan secara berlebihan (dan kadang-kadang sangat berlebihan!) seperti melodi yang sering kali terdengar, sehingga anda mengenalnya seperti halnya teman dekat anda. Pengulangan tersebut dapat menenangkan anda dalam beristirahat: ‘hushaby, hushaby, tidur, anakku, tidur.” Atau dia bisa mengagetkan anda saat terbangun “clang, clang, suara gemerincing yang tertuju canang; bang, bang, suara keras yang tertuju pada drum.”
Anda bisa membuat musik jenis apapun dengan puisi. Anda juga bisa melukis foto/gambar. Dalam puisi, foto atau gambar itu disebut word-images (tamsilan kata). Setiap hari kita semua menggunakan tamsilan kata ketika berbicara. Kita mengatakan “panas seperti nyala api” atau “dia lamban bak tetesan air” atau “kita mengatakan “hatiku berada di mulutku” atau “saya rasakan semua bulu kudukku berdiri (ngeri)”. Beberapoa diantara kata perumpamaan tersebut telah begitu sering digunakan sehingga sering disebut klise. Puisi mencoba menciptakan kata-kata dan gambar baru. Daripada mengtatakan panas bak nyala api, dingin bake es, lamban bak tetesan air, puisi mencari perumpamaan baru untuk kata panas, dingin dan lambat.
Sebagaimana anda membaca lebih banyak puisi, dan mungkin anda menulis beberapa diantaranya, anda akan menemukan beberapa bentuk kata, atau perumpamaan, melukis sesuatu mungkin merupakan cara yang mereka lihat, dan beberapa diantara mereka melukis sesuatu yang bertentangan—agak mirip dengan cerita Dewa Janus Romawi, yang namanya diabadikan sebagai nama bulan pertama masehi, dan selalu melihat kepada yang tua dan kepada sesuatu yang baru pada saat yang bersamaan. Perumpamaan pada sebuah puisi bisa sesuai dengan apa yang sedang digambarkan, sehingga ia merasa seperti dirumah dan seperti pasnya topi yang nyaman di kepala; lebih sering, dia nampak asing dan tidak diharapkan awalnya, sebagaimana juga ketika angin tiba-tiba menerpa dengan keras topi yang ada di kepala.
Anda bisa bikin musik dengan puisi. Anda bisa melukiskan berbagai macam keadaan. Anda juga bisa menjadi tukang pahat/ahli patung yang mengukir kayu kedalam bentuk yang bermacam-macam. Anda dapat menciptakan kata-kata tersebut dalam gemercik puisi seperti air mancur, seperti “the musty fust of a dusty road.” Anda bisa mengganti kata-kata tersebut ke dalam rangkaian kata-kata/kalimat yang sukar diucapkan. Anda bisa bermain game kartu dengan kata-kata yang ada dalam puisi, menggunakan sajak bak bola yang terlempar ke belakang dan sebaliknya. Kenayataannya, semua jenis games itu mungkin anda lakukan dengan puisi.
Puisi menyebabkan anda sadar akan bahasa, sehingga dalam prosa pun anda dapat menikmati penggunakaan kata-kata lebih banyak karena anda mengetahui tipu daya apa yang dapat mereka lakukan dan apa yang tidak bisa mereka lakukan. Juga, karena puisi bisa disingkat / dipadatkan dan meyebabkan setiap kata dapat terhitung—seperti halnya telegram—ia dapat membantu anda melakukan latihan-latihan untuk merenggangkan kelima indra anda. Ketika anda membaca puisi, anda juga mencium bau tekstur kata-kata. Anda juga harus mampu melihat, mencium, mendengar, meraba bahkan merasakan dengan cara lebih mendalam akan puisi itu sendiri.
Anda bisa menulis puisi tentang banyak hal. Tentang segala sesuatu di dunia, dengan sebenar-benarnya. Puisi dapat mengungkapkan suasana hati anda atau mengajak anda keluar dari permasalahan tersebut. Walaupun pada awalnya terlihat menyenangkan, bahkan jika anda merasa sedih atau sepi, ketika anda membaca puisi yang bercerita tentang kesendirian dan kesepian, anda akan merasa bahwa emosi anda akan berlebihan, tapi anda juga akan merasa lebih bahagia untuk membagi pengalaman akan puisi tersebut dan untuk mengetahui bahwa anda tidak terisolasi dalam suasana hati anda. Puisi laksana pertolongan saat hujan badai menerjang, memandang awan dengsan seksama; dan setelah hujan badai menerjang, langitpun menjadi bersih.
Anda tidak akan bisa “mendapatkan” semua isi puisi saat anda membaca pertama kali, karena kata-kata dan musik yang ada di dalamnya begitu terkonsentrasikan. Jangan bairkan hal terseburt mencemaskan anda; baca terus sampai akhir dan kembali lagi untuk membacanya. Anda akan menemukan bahwa makna sesungguhnya akan terlihat karena seringnya dibaca. Untuk sebuah puisi, dengan pengaruh irama dan penggunakaan gambar kata, memilki sesuatu yang lebih untuk di baca dengan seksama. Ia laksana sebuah batu yang anda buang ke danau; riaknya melebar. Makna baru terlihat, dan anda akan merasa senang karena menemukan makna baru setiap saat.
Untuk kembali ke pertanyaan awal, apa yang dapat dilakukan oleh puisi? Hanya tentang segala sesuatu—walaupun tidak ada sajak pada perak.

Penulis,

Tidak ada komentar: