Rabu, 14 Mei 2008

REFLEKSI PENGAJARAN WRITING

REFLEKSI PENGAJARAN WRITING
Sebuah pengalaman pribadi ihwal belajar menulis

Oleh : JASMAN SYAH (049478)


Mengawali tulisan ini, saya akan bercerita pengalaman belajar ketika S.1. Ketika belajar writing di S.1, saya selalu mendapatkan nilai yang bagus. Dosen writing saya adalah lulusan S.1 salah satu PTN di Mataram NTB. Dalam proses pembelajaran writing bahasa Inggris, beliau banyak mengajarkan teori-teori tentang bagaimana menulis, cara membuat paragrap, menentukan idea pokok, dan sejenisnya. Setelah itu para mahasiswa diminta untuk membuat tulisan berupa artikel, cerpen, karangan bebas dll. Tugas-tugas tersebut dikumpulkan sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah writing, dan juga untuk mendapatkan nilai UAS. Sayangnya, apa yang telah saya kumpulkan tidak dikembalikan, sehingga saya tidak tahu kelemahan dan kelebihan tulisan saya. Walaupun begitu, saya cukup puas karena nilai yang diberikan cukup memuaskan.
Lain di S.1 lain pula ceritanya ketika saya pertama kali diminta menulis artikel bahasa Indonesia oleh salah seorang dosen di S.2 UPI. Awalnya saya menganggap bahwa writing di S.1 tidak jauh beda dengan S.2. Kalau di S.1 saya bisa menulis dengan baik, kenapa sekarang tidak?. Saya pun mulai menulis sebuah artikel tanpa ada beban. Hanya satu yang terlintas dalam benak saya bahwa artikel yang saya tulis akan bisa diterima langsung tanpa banyak kesalahan.
Ketika tulisan saya dikembalikan, saya terperanjat melihat warna merah yang menghiasi artikel saya. Setiap paragrap dari artikel tersebut saya amati secara seksama. Pada setiap paragrap, kalimat, kata, bahkan hurup yang dihiasi tinta merah (kebetulan mengoreksi dengan tinta merah) saya perhatikan dengan sangat serius. Perlahan tapi pasti, titik terang ihwal kelemahan saya dalam menulispun mulai terasa. Apalagi setelah melihat catatan merah yang ditulis dosen di akhir artikel. Mulai saat itulah saya menyadari bahwa menulis itu sebenarnya suatu pekerjaan yang sulit dan perlu latihan secara terus menerus.
Dari artikel yang telah dikoreksi oleh dosen, saya banyak belajar dan bercermin. Hal tersebut cukup membantu saya dalam rangka memperbaiki kelemahan yang selama ini saya alami. Setiap coretan atau komentar yang ditulis saya anggap sebagai obat mujarab dalam rangka menyembukan penyakit kronis yang selama ini saya derita. Semua itu memberikan inspirasi baru yang sangat luar biasa dalam memperbaiki kelemahan saya. Ungkapan yang mengatakan bahwa orang yang baik adalah orang yang belajar dari kesalahan sangat tepat untuk menganalogikan cara belajar seperti ini.
Selain itu, collaborative writing yang dianjurkan oleh dosen cukup membantu saya dalam mengembangkan tulisan agar lebih baik. Dengan sistim ini saya banyak belajar dan berdiskusi langsung dengan teman. Karena saya menyadari bahwa setiap individu memiliki kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda. Jadi, dengan collaborative writing kekurangan saya pada hal-hal tertentu dapat terjawab karena adanya koreksi atau masukan dari beberapa teman. Menurut saya, tehnik pembelajaran writing yang diterapkan Prof. DR. A. Chaedar Alwashilah, MA., sangat positif dan konstruktif dalam meningkatkan kemampuan saya ihwal writing skill. Sistim ini benar-benar baru buat, tapi punya manfaat secara langsung yang cukup signifikan.
Menurut saya, tekhnik belajar writing seperti ini perlu dikembangkan dan disosialisasikan. Hal ini cocok diterapkan mulai SMP sampai PT. Disamping dapat memberikan penilaian secara langsung pada hasil kerja siswa/mahasiswa, teknik ini juga sangat membantu dalam hal interaksi sosial antara siswa/mahasiswa.
Terima kasih saya ucapkan pada Bapak Prof. DR. A. Chaedar Alwashilah, MA. selaku pembimbing dan telah menganugrahkan segenggam mutiara yang selama ini saya cari. Insya Allah, mutiara yang telah bapak berikan, akan saya bagi-bagi pada setiap orang yang peduli tentang pendidikan, khususnya pengajaran menulis di Indonesia. Keinginan Bapak untuk memperbaiki dan mengubah sistim pendidikan yang selama ini masih amburadul dapat segera tercapai. Sebagai mahasiswa Bapak, saya hanya bisa berdoa dan membantu, semoga cita-cita Bapak dikabulkan oleh Allah SWT. Semoga jerih payah Bapak selama ini dibalas dengan ganjaran yang setimpal dariNya. Amin ya Rabbal Alamin.

Penulis adalah mahasiswa pascasarjana UPI Bandung

Tidak ada komentar: